Baca : Roma 13:1-7
Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat.
Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum. (Amsal 29:18)
Pemilu pertama yang saya ikuti adalah pemilu yang diadakan pada tahun
1992. Sebagai pemilih pemula, saya tidak banyak tahu soal politik. Saya memilih
partai politik apa yang orangtua saya pilih sebagai seorang pegawai negeri.
Semakin ke sini, semakin dewasa pula pemahaman soal politik sehingga dapat
memilih dengan menggunakan hati nurani dan akal sehat sebagai bagian dari
rakyat Indonesia berharap akan adanya perubahan. Tahun 2014 ini akan
dilangsungkan pemilu juga untuk memilih anggota legislatif dan setelah itu
berlanjut dengan pemilihan presiden dan wakil presiden.
Rasul Paulus
mengingatkan jemaat di Roma supaya taat kepada pemerintahan Roma pada saat itu.
Argumen Paulus adalah bahwa setiap pemerintah berasal dari Allah (ay. 1), ada
untuk menegakkan kebenaran, keadilan dan kebaikan (ay. 2-4), dan untuk maksud
itulah pemerintah memiliki kekuasaan (ay. 2-4). Hanya saja perlu diperhatikan
bahwa kekuasaan itu adalah dari Allah sendiri yang telah menetapkan suatu
pemerintahan (ay. 4). Oleh sebab itu, sebagai hamba Allah, pemerintah harus
menjalankan pemerintahnya dengan benar, baik dan bersih sesuai dengan kehendak
TUHAN (ay. 4). Sementara rakyat mentaati segala hukum yang dibuat pemerintah
(ay. 6-7) dengan tetap memperhatikan suara hati nurani (ay. 5).
Di zaman modern ini,
penetapan suatu pemerintahan adalah melalui jalan demokrasi. Setiap orang
dengan hati nurani dan akal sehatnya, dan dengan bimbingan Roh Kudus sendiri,
memilih dan menetapkan siapa yang menjadi calon pemimpinnya. Oleh sebab itu memilih
dalam pemilu haruslah dilakukan secara bertanggungjawab dan tidak asal-asalan.
Pemilu adalah wujud tanggungjawab sebagai warga negara yang menginginkan
perubahan di negeri ini. -AAS
JANGAN TANYA APA YANG NEGARAMU TELAH BERI
KEPADAMU — TANYA DULU, APA YANG TELAH KAUBERI KEPADA NEGARAMU? (John F.
Kennedy, Presiden Amerika Serikat ke-35)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar