Baca : 1 Samuel 16:1-13
Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia
melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati. (1 Samuel 16:7b)
Fenomena Jokowi-Ahok, yang memipin ibukota Jakarta, sungguh luar biasa
membawa angin segar tentang sosok pemimpin yang mumpuni, mengayomi dan bekerja
keras untuk rakyat, berani membuat gebrakan serta menunjukkan akuntabilitas
yang baik lewat keterbukaan dan kejujuran. Angin segar bagi rakyat yang haus
akan kepemimpinan yang berbela rasa kepada rakyat. Angin segar di tengah-tengah
carut marut kepemimpinan nasional yang tidak bisa diteladani, korup dan tidak
amanah.
Akibat kesalahan dan
ketidaktaatannya kekuasan pada diri Saul dicabut oleh TUHAN sendiri (1 Sam.
15:28). Kekuasaan Saul tinggal menghitung hari. TUHAN bahkan telah
memerintahkan Samuel untuk pergi mencari calon pengganti Saul untuk menjadi
raja atas Israel. TUHAN memerintahkan Samuel untuk pergi ke Betlehem dan
bertemu keluarga Isai. Dari keluarga inilah TUHAN sendiri yang akan memilih
siapa yang akan menggantikan Saul. Awalnya Samuel memilih anak Isai yang
dianggapnya pantas secara fisik untuk menjadi raja atas Israel, tapi TUHAN
punya pilihan yang lain. TUHAN melihat apa yang tidak dilihat oleh manusia
(ay.7b), dan dialah yang pantas menggantikan Saul jadi raja. Dialah Daud yang
masih sangat muda (ay. 12) tapi punya kompetensi yang baik di mata TUHAN.
Pemilu sebentar lagi.
Pesta demokrasi yang harus dimanfaatkan untuk memilih pemimpin yang ideal.
Sebagai warga Negara inilah saatnya kita ikut campur tangan menentukan nasib
bangsa ini lewat memilih pemimpin yang nasionalis, menghargai kebhinekaan,
jujur, tidak korupsi, yang memiliki track
record yang bersih, dan punya visi untuk mensejahterakan rakyat Indonesia.
Berdoa mohon TUHAN bimbing kita untuk dapat melihat yang TUHAN lihat, bukan
sekedar apa baik di mata manusia saja bagi pemimpin yang kita pilih. - AAS
CONTOH, TELADAN, ITULAH BENTUK KEPEMIMPINAN
TERBAIK.
(Albert Schweitzer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar