Baca : Roma 12 :
1-2
... tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu ...
(Roma 12:2a)
Kuliah S2 dengan konsentrasi
studi ekumenis dan perubahan sosial di Korea Selatan, seringkali membawa
penulis berdiskusi dengan rekan sekelas tentang bagaimana sebuah perubahan
terjadi di tengah masyarakat, apa pemicunya, siapa yang terlibat dan tentang
efeknya. Perubahan ke arah yang lebih baik itu penting dan membawa tentunya, ke
arah pertumbuhan yang juga lebih baik. Tetapi sayangnya, sering ada yang
dilupakan, yaitu proses perubahan itu sendiri. Tidak banyak orang yang setia
dengan proses. Semua serba mau instan. Ketidakmampuan untuk menghargai proses
telah menjadi perlawanan terhadap perubahan itu sendiri. Terutama proses
perubahan yang diharapkan terjadi pada diri sendiri secara pribadi.
Kepada jemaat
di kota Roma disampaikan agar mereka mempersembahkan tubuh mereka atau dengan
kata lain diri mereka sendiri sebagai persembahan yang hidup dan berkenan
kepada Allah. (ay. 1). Tuhan menghendaki diri kita seutuhnya untuk
dipersembahkan kepada-Nya sebagai bentuk ibadah bakti kita kepada-Nya. Untuk
itu, supaya jangan menjadi sama dengan dunia ini dan mulai dengan pembaharuan
budi. Ada proses perubahan dari yang kurang baik menjadi baik. Dari yang jauh
dari Allah menjadi tahu untuk membedakan mana kehendak Allah, maka yang bukan.
Mana yang baik, berkenan dan sempurna menurut Allah, maka yang bukan (ay. 2).
Leo Tolstoy
seorang novelis mengatakan bahwa semua orang berpikir tentang mengubah dunia,
tetapi tak seorangpun yang berpikir untuk mengubah dirinya sendiri. Jadi
mulailah dengan perubahan diri terlebih dahulu untuk mengalami pertumbuhan yang
sesungguhnya, yaitu mencapai kedewasaan iman di dalam Kristus. Dan tularkanlah
perubahan itu kepada dunia. –AAS
INGIN MENGUBAH DUNIA, RUBAH
DULU DIRI KITA MENJADI SERUPA KRISTUS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar